Text
Senyum Karyamin
Kali ini Karyamin merayap lebih hati-hati. Meski dengan lutut yang sudah bergetar, jemari kaki dicengkeramkannya ke tanah. Segala perhatian dipusatkan pada pengendalian keseimbangan sehingga wajahnya kelihatan tegang. Sementara itu, air terus mengucur dari celana dan tubuhnya yang basah. Dan karena pundaknya ditekan oleh beban yang sangat berat maka nadi di lehernya muncul menyembul kulit.
Senyum Karyamin dan cerita-cerita pendek lainnya dalam buku ini sangat layak untuk dinikmati sekaligus sebagai bahan renungan.
40559 | 813 AHM s | My Library (813/Fiksi) | Tersedia |
40560 | 813 AHM s | My Library (813/Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain